RESENSI
FILM
PUTIH
ABU – ABU DAN SEPATU KETS
Sutradara : Nayato Fio Nuala
Pemain : Arumi Bachsin,
Adipati, Michella Putri, Rendy Septino, Steven William, dan Filda Effendi.
Kisah
Remaja dengan Sejuta Problema tiga sahabat berumur 14 tahunan, Flory, Kemala,
dan Icha, menjalin persahabatan dengan Dea, teman satu sekolah mereka yang
nekad berusaha bunuh diri.
Dea
depresi karena cowoknya Adit telah merekam dan menyebarkan adegan mesra mereka
ke teman-teman sekolah Dea melalui internet dan telepon genggam.
Persoalan
keluarga Flory adalah yang paling rumit dalam hidupnya. Apalagi saat orang
tuanya bercerai karena ibunya ternyata seorang lesbian.
Kemala,
selalu ingin tahu hal-hal yang berbau dewasa, diantara teman-temannya. Dia
adalah orang pertama yang mendapat menstruasi dan pacaran. Semua yang dia alami
selalu diceritakan pada teman-temannya.
Berbeda
dengan Icha yang merasa belum sempurna karena belum menstruasi. Persoalan hidup
dan mencari cinta mengajarkan mereka banyak hal. Satu persatu masalah mereka
selesaikan dengan cara mereka. Dan mereka sangat menjaga yang namanya harga
diri. Mereka tidak mau terjerumus pada hal yang negatif walaupun masalah yang
mereka hadapi tidaklah mudah.
Film
Putih Abu-Abu & Sepatu Kets merupakan sebuah kisah tentang kehidupan remaja
sekarang ini. Seks bebas di tengah kecanggihan teknologi, menjadikan remaja
gampang terjebak berbuat nekat atau sok berani, agar dianggap si pemberani.
Film
ini juga mengajarkan kepada orangtua agar menjadi penjaga dan pembimbing yang
baik kepada anak-anaknya yang sudah beranjak remaja. Masa puber merupakan masa
penuh coba-coba. Remaja bisa menjadi rusak bila tidak dijaga dan dibimbing
dengan baik.
Sang
sutradara Nayato Fio Nuala merupakan sutradara yang pernah meraih Piala Citra
untuk film remaja. Ekskul, dan menuai kontroversi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar