Artikel
1
JAKARTA,
KOMPAS.com - PT Bank OCBC NISP meraup laba bersih sebesar Rp 838
miliar pada kuartal III-2013. Jumlah itu
mengalami kenaikan 28 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 656 miliar.
Presiden Direktur & CEO Bank OCBC NISP Parwati
Surjaudaja dalam penjelasan resminya, Kamis (24/20/2013) menyatakan, di tengah
kondisi perekonomian yang bergejolak dan persaingan perbankan yang semakin
ketat, perseroan berhasil meningkatkan asetnya sebesar 24 persen dari tahun
sebelumnya.
Kenaikan
aset itu antara lain diperoleh melalui pertumbuhan kredit sebesar 21 persen
dari Rp 50 triliun pada kuartal III-2012 menjadi Rp 61 triliun pda kuartal
III-2013. Sejauh ini, sebagian besar kredit disalurkan untuk modal kerja (42
persen), investasi (37 persen) dan konsumer (21 persen).
Adapun
perolehan dana pihak ketiga (DPK), OCBC NISP berhasil membukukan sebesar Rp
62,87 triliun per akhir September 2013. Jumlah itu mengalami kenaikan 17 persen
year on year.
Guna
mengantisipasi kondisi makro perekonomian, OCBC NISP melakukan upaya
diversifikasi sumber pendanaan, antara lain melalui penerbitan obligasi sebesar
Rp 3 triliun dan surat utang jangka menengah sebesar Rp 900 miliar pada
semester I – 2013.
Melalui
penerbitan surat utang itu, rasio loan to funding di level 87,2 persen. Bank
saat ini juga dalam tahap proses right issue sebesar Rp 3,5 triliun untuk
memastikan adanya tingkat permodalan yang baik.
"Kepercayaan
nasabah yang tinggi kepada Bank OCBC NISP menjadi motivasi bagi kami untuk
senantiasa memberikan nilai tambah dan kualitas terbaik kepada seluruh
nasabah," ujar Parwati.
Keterangan:
Ø
Kalimat
Penalaran :
· PT Bank OCBC NISP meraup
laba bersih sebesar Rp 838 miliar pada kuartal
III-2013. Jumlah itu
mengalami kenaikan 28 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun
lalu Rp 656 miliar.
Ø
Kalimat
Argumentasi :
· Presiden Direktur &
CEO Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja dalam penjelasan resminya, Kamis
(24/20/2013) menyatakan, di tengah kondisi perekonomian yang
bergejolak dan persaingan perbankan yang semakin ketat, perseroan berhasil
meningkatkan asetnya sebesar 24 persen dari tahun sebelumnya.
· "Kepercayaan nasabah
yang tinggi kepada Bank OCBC NISP menjadi motivasi bagi kami untuk
senantiasa memberikan nilai tambah dan kualitas
terbaik kepada seluruh
nasabah," ujar Parwati.
Artikel 2
Rupiah diproyeksi masih melemah
Sindonews.com - Laju nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika
Serikat (USD) pada perdagangan akhir
pekan ini diprediksi akan sedikit istirahat dengan laju yang tidak terlalu
positif.
"Rupiah berada di
bawah target resisten Rp11.241. Rentang rupiah akan berada pada kisaran
Rp11.338-11.240 merujuk kurs tengah BI," kata Kepala Riset Trust
Securities Reza Priyambada, Jumat (25/10/2013).
Reza menjelaskan, laju
nilai tukar rupiah pada perdagangan hari Kamis kemarin kembali terkoreksi meski
tipis. Pelemahan itu, lanjut dia, terjadi seiring dengan pelemahan sejumlah
mata uang Asia pasca merespon negatif sentimen dari China.
"Sentimen
tersebut muncul setelah bank sentral China menolak melakukan injeksi pendanaan
kepada sistem keuangan China, sehingga membuat
penilaian terhadap perekonomian China akan melambat," ujarnya.
Di
sisi lain, pelemahan juga terimbas penurunan euro setelah rilis beberapa indeks
manufaktur di sejumlah wilayah zona Eropa tumbuh melambat.
Kemarin,
posisi nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg di level
Rp11.150/USD, terdepresiasi 248 poin dibanding
penutupan hari sebelumnya di level Rp10.902/USD.
Adapun,
posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor)
BI pada hari kemarin di level Rp11.268/USD
atau melemah 10 poin dibanding hari sebelumnya
yang berada di level Rp11.258/USD.
Keterangan:
Ø
Kalimat
Penalaran :
· Di sisi lain, pelemahan
juga terimbas penurunan euro setelah rilis beberapa indeks manufaktur di sejumlah wilayah zona Eropa tumbuh melambat.
· Kemarin, posisi nilai
tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg di level Rp11.150/USD,
terdepresiasi 248 poin dibanding penutupan hari
sebelumnya di level
Rp10.902/USD.
· Adapun, posisi rupiah
berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada
hari kemarin di level Rp11.268/USD atau melemah 10 poin dibanding hari
sebelumnya yang berada di level Rp11.258/USD.
Ø
Kalimat
Argumentasi :
· Laju nilai tukar rupiah
terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan akhir pekan ini diprediksi akan sedikit istirahat dengan laju yang
tidak terlalu positif.
· "Sentimen tersebut
muncul setelah bank sentral China menolak melakukan injeksi pendanaan kepada sistem keuangan China, sehingga membuat penilaian
terhadap perekonomian China akan melambat," ujarnya.
Sumber:
Artikel
3
Aset BTPN Capai
Rp 66,2 Triliun
JAKARTA, KOMPAS.com -
Hingga 30 September 2013, aset PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN)
tercatat senilai Rp 66,2 triliun. Angka ini mengalami kenaikan 17 persen
dibanding 30 September 2012 yang sebesar Rp 56,5 triliun.
Direktur Utama BTPN
Jerrry Ng mengatakan, pertumbuhan aset tersebut didorong pertumbuhan kredit
sebesar 22 persen dan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 15 persen. Pertumbuhan
penyaluran kredit itu didorong oleh program Daya, sebuah program yang menyasar
pensiuan, pelaku usaha mikro dan kecil (UMK), termasuk masyarakat pra sejahtera
produktif (mass market). Program itu tak hanya memberikan akses finansial tapi
juga pelatihan dan pendampingan.
"Nasabah
yang mempraktekkan pelatihan keuangan dalam mengelola usahanya, merasakan
langsung manfaat pelatihan program Daya,"
ungkap Jerry dalam rilisnya, di Jakarta, Kamis (24/10/2013).
Ditopang program Daya,
penyaluran kredit naik 22 persen year on year, dari Rp 37,08 triliun pada 30
September 2012, menjadi Rp 45,3 triliun pada 30 September 2013. Namun, meski
mengalami kenaikan signifikan, BTPN mampu menjaga rasio kredit macet di level
0,37 persen, lebih positif dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 0,39 persen.
Pencapaian
aset menjadi Rp 66,2 triliun juga didorong kenaikan DPK. DPK yang dihimpun
melalui program Sinaya hingga 30 September
2013 tercatat Rp 49,03 triliun, persen dari tahun lalu yang sebesar Rp 42,6
triliun.
Jerry
mengatakan, masyarakat percaya, dengan menyimpan dana di BTPN Sinaya, selain
mendapat tingkat pengembalian optimal, mereka
juga memiliki kesempatan berkontribusi dalam
memberdayakan masyarakat berpenghasilan rendah dan UMK. "Melalui BTPN Sinaya,
BTPN menawarkan kesempatan kepada seluruh penabung dan deposan berpartispasi
dalam misi memberdayakan jutaan mass market di Indonesia," jelasnya.
Sebagai informasi,
sejak Januari hingga akhir September 2013 program Daya telah menjangkau
1.040.815 penerima manfaat, naik 25 persen dibanding periode sama tahun lalu
yang tercatat sebanyak 832.986 penerima manfaat. Sementara itu, aktivitas yang
digelar dalam sembilan bulan pertama 2013 naik 69 persen dibanding tahun lalu,
dari 35.105 aktivitas menjadi 59.273 aktivitas.
Keterangan :
Ø
Kalimat
Penalaran :
· Pencapaian aset menjadi Rp
66,2 triliun juga didorong kenaikan DPK. DPK yang dihimpun melalui program
Sinaya hingga 30 September 2013 tercatat Rp 49,03
triliun, persen dari tahun
lalu yang sebesar Rp 42,6 triliun.
Ø
Kalimat
Argumen :
· "Nasabah yang
mempraktekkan pelatihan keuangan dalam mengelola usahanya, merasakan langsung manfaat pelatihan program Daya," ungkap
Jerry dalam rilisnya, di Jakarta
· Jerry mengatakan,
masyarakat percaya, dengan menyimpan dana di BTPN Sinaya, selain mendapat tingkat pengembalian optimal, mereka juga memiliki
kesempatan berkontribusi dalam memberdayakan masyarakat berpenghasilan rendah
dan UMK.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar