Selasa, 02 Juli 2013

Mengapa Kasus Bank Century Sulit di Bongkar?


Mengapa Kasus Bank Century Sulit di Bongkar
            Beberapa waktu yang lalu publik dihebohkan dengan terjadinya kasus Bank Century. Pada awalnya kasus tersebut terjadi sebagai imbas dari krisis ekonomi global. Pada saat itu pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melakukan penyelamatan Bank Century pada 21 November 2008 lalu. Dan pada sat itu Sri Mulyani bertindak sebagai Menteri Keuangan memberikan 2 buah opsi, yaitu: 1) Penyelamatan dengan suntikan dana memerlukan biaya 683 milyar. Lalu yang ke 2) Dibiarkan mati oleh pemerintah memerlukan dana 5 triliun. Menurut Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD Kasus bank Century, yang merugikan negara hingga Rp6,7 triliun dinilai tidak jelas dan lebih banyak bermuatan politis. Tujuan dari dibongkarnya kasus century ini tidak lagi bertujuan untung mengembalikan kerugian negara melainkan untuk menjatuhkan seseorang dari jabatannya.
            Sebagai Komisi Pemberantas Korupsi seharusnya KPK dapat bekerja secara maksimal untuk mengungkap penuh kasus Bank Century ini sehingga tidak simpang siur dan dimanfaatkan pihak tertentu untuk menyudutkan pihak lain demi kepentingannya. Sejak meruaknya kasus tersebut dipermukaan para nasabah tidak lagi percaya dan mereka menarik dananya dari bank, sehingga Bank Century pun mengalami kolaps.
            Pihak-pihak yang turut bertanggung jawab atas kasus ini tidak lain: Bank Indonesia, Menteri Keuangan, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), LPS, serta BAPEPAM. Dalam hal ini pihak-pihak tersebut telah mengambil keputusan penyelamatan bank yang berpotensi merugikan negara triliunan rupiah serta BAPEPAM yang lemah akan pengawasannya atas manajer investasi, yaitu PT. Anta Boga Sekuritas.
            Dampak dari kasus Bank Century tersebut dapat disimpulkan bahwa bank sentury memilikik size atau ukuranya sangat kecil, hanya 0,5 % aset perbankan nasional atau sekitar Rp 14,5 triliun dan memiliki jumlah nasabah yang cukup besar (65.000 nasabah) dan jaringannya cukup luas di seluruh Indonesia(30 KC dan 35 KCP).  Sehingga , kasus yang terjadi pada bank sentury tidak mempengaruhi perekonomian sedangkan yang mempengaruhi perekonomian adalah krisis global dikarenakan   pada saat itu kasus senttury muncul bersamaan dengan terjadinya krisis globalsektor financial masih dalam suasana yang amat tertekan, sebagai dampak kebangkrutan lehman brothers pada 15 september 2008, hingga akhir 2008, perekonomian.dana asing dinegara emerging market, termasuk Indonesia, berhambur kembali (repatriasi)ke New York. cadangan devisa bank Indonesia menurun sekitar US$ 7 miliar.akibatnya rupiah melemah ke level terendah 12 ribu. per dolar Amerika serikat. Waktu itu hampir semua mata uang dunia melemah terhadap dolar AS.kecuali renminbi dan yen,yang justru menguat terhadap dolar AS,karnaa cadangan devisa cina dan jepang merupakan yang terbesar pertama dan kedua didunia (waktu itu US$ 1,97 triliun dan US$ 1 triliun). dengan  tekanan pada pasar modal  dan valas serta stabilitas nilai tukar semakin meningkat. Arus modal keluar Indonesia meningkat seperti tercemin pada menurun tajamnya kepemilikan asing di SBI,SUN,dan saham dipasar modal sehungga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai lebih Rp.12000,00 per USD. Selain itu system perbankan mengalami ketatan likuiditas yang di ikuti dengan segmentasi PUAD. Sehinngga situasi  dan kondisi yang genting ini menyebabkan resiko-resiko yang dihadapi perbankan meningkat drastic indeks kestabilitasan financial naik tajam yang mencerminkan krisis keuangan Indonesia. Krisis keuangan yang terjadi akibat terpukulnya nilai rupiah menyebabkan inflasi akan meningkat dan investasi yang didukung oleh barang modal impor akan tertekan.sehingga perekonomian pun terganggu..memang bank sentury bisa berdampak sistemik itu di karenakan factor internal dan di tambah dengan  akibat dari kiris global yang semakin menjadikan system perbankan melemah. dampak sistemik  dari bank sentury hanya menyebabkan pisikologis pasar,ketakutan,kepanikan nasabah yang mengurangi kepercayaan nasabah terutama pada bank-bank kecil,tetapi dampak penularannya dapat di isolisasi dengan sosialisasi..oleh karna itu, walupun sentury berdampak sistemik tapi bukan berarti mempengaruhi perekonomian Indonesia sebab ukurannya dan pengaruhnya hanya berdampak pada beberapa bank kecil saja.
 Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar