Peta Perekonomian Indonesia
1. Keadaan Geografis Indonesia
Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia merupakan negara
kepulauan yang berbentuk republik, terletak di kawasan Asia Tenggara. Indonesia
adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari kurang lebih 17.000
buah pulau dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan
3.257.483 km2. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa,
Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya dan rangkaian pulau-pulau ini
disebut pula sebagai kepulauan Nusantara atau kepulauan Indonesia. Pulau
terpadat di Indonesia adalah pulau Jawa, dimana lebih dari setengah (65%)
penduduk Indonesia tinggal di pulau ini.
Letak Astronomis
Indonesia terletak di 6oLU – 11oLS dan 95oBT
– 141oBT, berdasarkan letak astronomisnya Indonesia dilalui oleh
garis equator atau garis khatulistiwa yang terletak pada garis lintang 0o.
Letak Geografis
Indonesia terletak diantara Benua Asia dan Benua Australia,
serta diantara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Letak Geologis
Indonesia dilalui oleh dua jalur pegunungan yaitu Pegunungan
Mediterania di sebelah barat dan Pegunungan Sirkum Pasifik di sebelah timur
atau Ring of Fire. Indonesia memiliki lebih dari 400 gunung berapi dan 130 di
antaranya termasuk gunung berapi aktif, dimana sebagian dari gunung berapi
terletak di dasar laut dan tidak terlihat dari permukaan laut.
Batas Wilayah Indonesia
- Utara =
Negara Malaysia, Singapura, Filipina, Laut Cina Selatan
- Selatan = Negara
Australia, Samudra Hindia
- Timur =
Samudra pasifik
- Barat =
Samudra Hindia
Keadaan Alam Indonesia
Sebagian ahli membagi Indonesia atas tiga wilayah geografis
utama yakni:
- Kepulauan Sunda
Besar meliputi pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi.
- Kepulauan Sunda
Kecil meliputi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
- Kepulauan
Maluku dan Irian.
Berdasarkan GBHN tahun 1993, Indonesia dibagi
menjadi 2 kawasan pembangunan, yaitu :
- Kawasan Barat
Indonesia, terdiri dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali.
- Kawasan Timur
Indonesia, terdiri dari Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, NTB dan NTT.
Iklim di Indonesia
Indonesia mempunyai iklim tropik basah yang dipengaruhi oleh
angin monsun barat dan monsun timur. Dari bulan November hingga Mei, angin
bertiup dari arah Utara Barat Laut membawa banyak uap air dan hujan dikawasan
Indonesia. Dari Juni hingga Oktober angin bertiup dari Selatan Tenggara kering,
membawa sedikit uap air. Suhu udara di daratan rendah Indonesia berkisar antara
23 derajat sampai 28 derajat celsius sepanjang tahun.
Ada 2 musim di Indonesia, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada beberapa tempat dikenal musim pancaroba, yaitu musim diantara perubahan kedua musin tersebut.
Ada 2 musim di Indonesia, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada beberapa tempat dikenal musim pancaroba, yaitu musim diantara perubahan kedua musin tersebut.
Setiap 3 sampai 5 tahun
sekali sering terjadi El-Nino yaitu gejala penyimpangan cuaca yang menyebabkan
musim kering yang panjang dan musim hujan yang singkat. Setelah El Nino
biasanya diikuti oleh La Nina yang berakibat musim hujan yang lebat dan lebih
panjang dari biasanya.
Cobalah mengamati lingkungan sekitarmu. Identifikasikan kegiatan ekonomi orang-orang di daerahmu. Apakah pekerjaan mereka? Pekerjaan yang rutin dilakukan dan mendatangkan nafkah dinamakan mata pencaharian. Hal ini bisa dilihat dari corak kehidupan penduduk setempat. Berdasarkan ciri yang dimilikinya, kehidupan penduduk dapat dibedakan menjadi dua corak, yakni corak kehidupan tradisional (sederhana) dan corak kehidupan modern (kompleks). Masing-masing corak kehidupan memiliki ciri tersendiri.
Cobalah mengamati lingkungan sekitarmu. Identifikasikan kegiatan ekonomi orang-orang di daerahmu. Apakah pekerjaan mereka? Pekerjaan yang rutin dilakukan dan mendatangkan nafkah dinamakan mata pencaharian. Hal ini bisa dilihat dari corak kehidupan penduduk setempat. Berdasarkan ciri yang dimilikinya, kehidupan penduduk dapat dibedakan menjadi dua corak, yakni corak kehidupan tradisional (sederhana) dan corak kehidupan modern (kompleks). Masing-masing corak kehidupan memiliki ciri tersendiri.
Mata pencaharian penduduk yang memiliki corak sederhana biasanya
sangat berhubungan dengan pemanfaatan lahan dan sumber daya alam. Contohnya
pertanian, perkebunan, dan peternakan. Sementara, mata pencaharian penduduk
yang memiliki corak modern biasanya lebih mendekati sektor-sektor yang tidak
terlalu berhubungan dengan pemanfaatan lahan dan sumber daya alam seperti jasa,
transportasi, dan pariwisata. Selanjutnya kita akan mempelajari beberapa pola
kegiatan ekonomi penduduk di Indonesia yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan.
2. Mata Pencaharian Penduduk Indonesia
1. Pertanian
Pertanian merupakan usaha pengolahan tanah untuk pembudidayaan
tanaman pangan. Masyarakat agraris mengandalkan sektor pertanian sebagai mata
pencaharian utamanya. Berdasarkan bentuknya, pertanian dapat dibedakan sebagai
berikut.
a. Persawahan
Persawahan
merupakan pertanian tetap (tidak berpindah) yang menggunakan lahan basah yang
diairi secara teratur. Tanaman yang biasanya ditanam pada persawahan adalah
padi. Berdasarkan cara pengairannya, persawahan dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu sebagai berikut.
1) Persawahan
irigasi, yakni persawahan yang menggu-nakan sistem pengairan tetap dan teratur
dengan membangun saluran pengairan yang mengambil sumber air dari sungai atau
danau atau dikenal dengan istilah irigasi.
2) Persawahan lebak
yaitu persawahan yang berada di kanan kiri sungai-sungai yang besar. Sistem
pengairannya mengandalkan air sungai yang ada.
3) Persawahan tadah
hujan, yakni persawahan yang sistem pengairannya mengandalkan air hujan atau
tergantung pada curah hujan. Pada musim kemarau, biasanya lahan ditanami
tanaman-tanaman palawija.
4) Persawahan
pasang-surut, yakni persawahan yang sistem pengairannya memanfaatkan air muara
atau rawa yang pasang. Oleh karena itu, persawahan ini biasanya ditemukan di
kawasan pantai atau sungai besar yang landai dan memiliki lahan pasang surut.
b. Tegalan
Selain persawahan,
usaha pengolahan tanah untuk pembudidayaan tanaman pangan dapat juga dilakukan
dengan menggunakan lahan kering yang disebut dengan tegalan. Tegalan berlokasi
pada lahan yang tetap, tidak berpindah-pindah. Tanaman-tanaman yang ditanam
pada tegalan biasanya lebih beragam dibandingkan ladang.
c. Perladangan
Selain dilakukan
secara menetap, pertanian juga bisa dilakukan secara berpindah-pindah yang
disebut dengan perladangan. Perladangan merupakan usaha pengolahan tanah untuk
pembudidayaan tanaman pangan dengan cara berpindah-pindah (nomaden)
untuk mencari lahan-lahan kosong yang bertanah subur. Lahan yang digunakan
dalam perladangan biasanya merupakan lahan kering. Selain berpindah-pindah,
pertanian ladang juga belum mengenal sistem irigasi, pengolahan tanah, dan
pemupukan. Perladangan biasanya dilakukan penduduk dengan cara membabat
pepohonan pada lahan yang ada di hutan dan kemudian ditanami dengan
tanaman-tanaman tertentu. Tanaman yang biasa ditanam di ladang antara lain
tanamantanaman palawija, padi huma, umbi-umbian, dan lainnya.
Perladangan kurang
baik bagi kelestarian hutan, bila berlangsung secara terus-menerus dapat
membuat hutan menjadi gundul sehingga tanah mudah terkena erosi. Sistem
pertanian ladang atau petani nomaden banyak dijumpai di daerah-daerah yang
masih mempunyai kawasan hutan yang luas seperti Kalimantan, Sumatra, dan Papua.
2. Perkebunan
Pernahkah kamu mengunjungi atau melihat perkebunan the atau
kelapa sawit? Bagaimana luas perkebunan itu menurutmu? Tanaman yang ditanam
pada perkebunan tidak terbatas pada tanaman pangan utama, namun juga berbagai
jenis tanaman pangan tambahan semacam buah-buahan dan sayur-sayuran. Beberapa
jenis tanaman yang diperlukan dalam industri juga biasanya ditanam di
perkebunan, misalnya kapas, kelapa sawit, tembakau, dan sebagainya.
Perkebunan dapat
dijalankan pada lahan yang sempit seperti pekarangan rumah maupun luas yang
memerlukan modal besar.
3. Peternakan
Usaha pembudidayaan hewan-hewan darat yang diperlukan oleh
manusia, baik untuk dikonsumsi, maupun untuk tujuan lainnya dinamakan
peternakan. Faktor-faktor yang mendorong usaha peternakan di Indonesia antara
lain sebagai berikut.
a. Mempunyai padang
rumput yang luas.
b. Iklimnya cocok
untuk persyaratan hidup ternak.
c. Memperluas
lapangan kerja di bidang peternakan.
d. Dapat diambil
bermacam-macam manfaat, seperti dimanfaatkan tenaganya, daging, kulit, susu,
dan kotorannya untuk pupuk pertanian.
Peternakan biasanya
merupakan mata pencaharian sampingan dari penduduk yang menjalankan usaha
pertanian. Berdasarkan jenis hewan yang diternakkan, peternakan dapat dibedakan
menjadi tiga jenis, yakni peternakan hewan besar, peternakan hewan kecil, dan
peternakan hewan unggas.
a. Peternakan Hewan
Besar
Peternakan jenis
ini membudidayakan hewan-hewan bertubuh besar, seperti sapi, kuda, dan kerbau.
Ternak hewan-hewan bertubuh besar diambil manfaatnya dalam bentuk susu, daging,
kulit, dan tenaganya sebagai alat transportasi. Selain itu, kotorannya dapat
digunakan sebagai pupuk alamiah yang diperlukan dalam usaha pertanian dan
perkebunan.
b. Peternakan Hewan
Kecil
Peternakan hewan
kecil membudidayakan hewan-hewan bertubuh kecil, seperti babi, kambing, domba,
kelinci, dan lainnya. Manfaat beternak hewan-hewan kecil adalah untuk diambil
susu, daging, dan kulitnya.
c. Peternakan Hewan
Unggas
Ayam, bebek, angsa,
itik, dan puyuh merupakan beberapa contoh hewan unggas yang banyak
dibudidayakan oleh masyarakat. Manfaat beternak hewan-hewan unggas adalah untuk
diambil daging, telur, bulu, atau sebagai penghibur untuk dinikmati suara atau
keindahannya.
4. Perikanan
Negara kita kaya akan potensi perikanan. Selain memiliki laut
yang luas dan garis pantai yang panjang, Indonesia juga memiliki sumber air
darat yang melimpah. Semua potensi tersebut dapat digunakan untuk mendukung
sektor perikanan.
Berdasarkan jenis
perairannya, usaha perikanan dapat dibedakan sebagai berikut.
a. Perikanan Darat
Perikanan darat
merupakan usaha pembudidayaan atau penangkapan ikan yang dilakukan di daratan.
Pembudidayaan perikanan darat dapat dilakukan di tambak, keramba, kolam,
empang, dan lainnya. Perikanan darat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai
berikut.
1) Perikanan air
payau, dilakukan di tepi-tepi pantai yang datar dalam bentuk tambak atau
empang. Jenis ikan yang diusahakan adalah udang dan bandeng.
2) Perikanan air
tawar, meliputi perikanan di sawah, kolam, danau, sungai, dan keramba.
Jenis-jenis ikan yang diusahakan adalah ikan mas, nila, lele, gurami.
b. Perikanan Laut
Usaha pembudidayaan
atau penangkapan hewan-hewan laut disebut dengan perikanan laut. Penangkapan
hewan-hewan laut biasanya dilakukan oleh penduduk yang tinggal di kawasan
pesisir. Nelayan biasanya menangkap hewan-hewan laut di kawasan laut-laut
dangkal atau zona neritik. Secara tradisional, para nelayan biasanya
menggunakan perahuperahu kecil. Penangkapan besar-besaran biasanya menggunakan
perahu motor yang besar. Jenis peralatan yang digunakan untuk menangkap ikan
sangat beragam, misalnya pancing, jala, jaring, sero, dan lainnya. Potensi
perikanan laut Indonesia sangat besar, karena hampir 60% wilayah Indonesia
merupakan perairan laut. Jenis ikan yang dihasilkan antara lain tongkol, cucut,
biawak, dan tuna.
Pusat perikanan
laut di Indonesia adalah:
1) Bagan Siapi-api
(Riau) merupakan pelabuhan ikan terbesar di Indonesia.
2) Cilacap dan
Tegal (Jawa Tengah)
3) Muncar
(Banyuwangi, Jawa Timur)
4) Airtembaga
(Sulawesi Utara).
Hasil penangkapan
ikan, baik perikanan darat atau laut perlu diawetkan agar dapat bertahan lama.
Cara-cara yang bisa dilakukan antara lain pendinginan, penggaraman,
pemindangan, pengasapan, dan pengalengan.
5. Kehutanan
Lebih dari 50% kawasan darat di Indonesia adalah hutan. Hutan
merupakan kawasan yang ditumbuhi beragam jenis pohon. Di kawasan hutan,
biasanya tinggal berbagai jenis binatang yang menggantungkan kehidupannya pada
hasil-hasil hutan. Sebagai negara yang berada di lintang khatulistiwa,
Indonesia memiliki banyak hutan karena curah hujan yang tinggi.
Hutan di Indonesia
dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain sebagai berikut.
a. Berdasarkan
Asalnya atau Terjadinya Hutan
1) Hutan alami,
yaitu hutan yang tumbuh secara almiah. Contoh: hutan rimba.
2) Hutan buatan,
yaitu hutan yang sengaja dibuat oleh manusia untuk diambil hasil kayunya untuk
industri. Contoh: hutan karet dan hutan jati.
b. Berdasarkan
Jenis Tanamannya
1) Hutan homogen,
yaitu hutan yang hanya terdiri atas satu jenis tanaman saja. Contoh: hutan jati
dan hutan pinus.
2) Hutan heterogen,
yaitu hutan yang terdiri atas bermacammacam jenis tanaman, biasanya merupakan
hutan alami.
c. Berdasarkan
Fungsi atau Manfaatnya
1) Hutan produksi,
yaitu hutan yang ditanam untuk dimanfaatkan kayunya, getahnya, dan sebagainya.
Contoh hutan jati, hutan pinus, dan hutan karet.
2) Hutan lindung,
yaitu hutan yang difungsikan untuk melindungi tanah dari erosi dan untuk
konservasi hutan. Hutan ini banyak dijumpai di pegunungan atau lerenglereng
bukit.
3) Hutan suaka,
yaitu hutan yang difungsikan untuk melindungi jenis tumbuhan (cagar alam) dan
jenis hewan tertentu (suaka margasatwa). Contoh: Kebun Raya Bogor dan Ujung
Kulon (badak bercula satu).
4) Hutan wisata,
yaitu hutan yang difungsikan untuk wisata dan rekreasi.
Secara umum fungsi
dan manfaat hutan dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu sebagai berikut.
a. Fungsi
hidrologis yaitu dapat menyimpan cadangan air.
b. Fungsi ekonomis
yaitu dapat diambil hasilnya untuk kegiatan produksi sehingga mendatangkan
devisa bagi negara.
c. Fungsi
klimatologis yaitu dapat mengatur cuaca atau iklim dan menyegarkan udara.
d. Fungsi orologis
yaitu untuk menjaga keseimbangan lingkungan hidup.
Oleh karena begitu
pentingnya fungsi hutan bagi kehidupan, maka kelestariannya perlu dijaga dari
kerusakan, baik dari kebakaran hutan dan penebangan hutan secara liar (ilegal
logging).
6. Pertambangan
Pertambangan dilakukan manusia dengan menggali, mengambil, dan
mengolah sumber daya alam yang terdapat di perut bumi untuk memenuhi sebagian
kebutuhan manusia. Kegiatan pertambangan tidak terbatas pada upaya penggalian
dan pengambilan saja, namun juga meliputi upaya-upaya pengolahan sumber daya
tersebut untuk dijadikan barang setengah jadi sebagai bahan dasar industri.
Secara garis besar
barang tambang dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sebagai berikut.
a. Berdasarkan
manfaat atau kegunaannya, barang tambang dapat dibedakan ke dalam tiga
golongan.
1) Golongan A,
yaitu barang tambang strategis dan penting untuk perekonomian negara. Contohnya
minyak bumi, batubara, gas alam, bijih besi, tembaga, dan nikel.
2) Golongan B,
yaitu barang tambang yang vital dan penting bagi kehidupan orang banyak atau
penting untuk hajat hidup orang banyak. Contohnya emas, perak, belerang,
fosfat, dan mangan.
3) Golongan C,
yaitu barang tambang yang secara langsung digunakan untuk bahan keperluan
industri. Contohnya batu gamping, kaolin, marmer, gips, dan batu apung.
b. Berdasarkan
bentuknya, barang tambang dikelompokkan sebagai berikut.
1) Barang tambang
berbentuk energi, yaitu barang tambang yang dapat menghasilkan tenaga atau
energi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Contohnya minyak bumi, batubara,
gas alam, dan uranium.
2) Barang tambang
berbentuk mineral logam. Contohnya timah, tembaga, bijih besi, emas, perak, dan
nikel.
3) Barang tambang
berbentuk mineral bukan logam. Contohnya intan, belerang, gamping, marmer,
pasir kwarsa, dan fosfat.
Selain dari
pengelompokan di atas, barang tambang dapat dikelompokkan berdasarkan bahan
asal pembentukannya yaitu mineral organik dan mineral anorganik. Mineral
organik yaitu mineral yang berasal dari sisa makhluk hidup misalnya gas alam,
minyak bumi, dan batubara. Mineral anorganik yaitu mineral yang berasal dari
sisa-sisa bahan anorganik misalnya kaolin,
batu, pasir kwarsa,
yodium. Adapun mineral logam bukan berasal dari organik ataupun anorganik.
Untuk mendapatkan
barang tambang yang masih terdapat di alam perlu dilakukan beberapa tahapan.
Tahap pertama adalah eksplorasi yaitu melakukan kegiatan
penyelidikan dan penelitian pada suatu daerah yang diperkirakan mengandung
barang tambang tertentu. Tahap selanjutnya adalah eksploitasi yaitu
tahap pengambilan atau penambangan barang tambang di dalam bumi. Wilayah
Indonesia sangat kaya akan potensi sumber daya alam. Namun begitu, belum semua
potensi yang dimiliki telah dipergunakan secara maksimal.
7. Perindustrian
Perindustrian merupakan usaha manusia untuk mengubah bahan
mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi. Bidang perindustrian
merupakan bidang pencaharian yang terus meningkat. Pemerintah Indonesia
berupaya untuk terus mendorong bidang perindustrian agar lebih maju, sehingga
dapat menampung banyak tenaga kerja. Berdasarkan besaran proses produksinya,
industri dapat digolongkan menjadi industri kecil, industri menengah, dan
industri besar.
a. Industri Kecil
Industri kecil
merupakan kegiatan industri dalam skala terbatas. Jenis industri ini biasanya
berbasis pada rumah tangga. Jumlah tenaga kerjanya pun terbatas dan teknologi
yang digunakan dalam industri ini tidak terlalu kompleks. Contohnya antara lain
rumah batik, pembuatan makanan ringan, pembuatan anyam-anyaman, dan sebagainya.
b. Industri
Menengah
Industri menengah
merupakan kegiatan industri yang tidak berbasis pada rumah tangga. Jumlah tenaga
kerjanya lebih banyak dari industri kecil dan teknologi yang digunakan dalam
industri ini sudah mulai melibatkan mesin-mesin dalam jumlah terbatas.
Contohnya antara lain industri percetakan, konfeksi, dan penggergajian kayu.
c. Industri Besar
Industri besar
kegiatannya dalam skala besar. Jenis industri ini memerlukan modal besar,
dengan jumlah tenaga kerja sangat banyak, dan teknologi yang digunakan sangat
kompleks yaitu melibatkan mesin-mesin berukuran besar dalam jumlah
banyak. Contohindustri besar adalah pembuatan mobil, pesawat terbang, dan
pengolahan besi.
8. Pariwisata
Pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan dengan tujuan
rekreasi. Mata pencaharian di sektor pariwisata beragam jenisnya, antara lain
berupa penjualan jasa sebagai pemandu (guide), penyedia penginapan
(akomodasi), hingga agen perjalanan. Indonesia merupakan negara yang memiliki
banyak kawasan dan potensi pariwisata. Keindahan alam Indonesia sangat terkenal
hingga ke berbagai negara. Namun, masih sedikit penduduk Indonesia yang bekerja
di bidang pariwisata.
9. Transportasi dan
Jasa
Jasa merupakan usaha manusia untuk membantu manusia lainnya
dalam mencapai atau melaksanakan sesuatu. Sementara itu, transportasi merupakan
kegiatan pemindahan barang atau manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Pencaharian penduduk dalam bidang ini pun sangat beragam. Bidang jasa dan
transportasi terutama menjadi pilihan pencaharian masyarakat perkotaan.
Beberapa contohnya antara lain adalah pekerjaan sebagai penerjemah, penyewaan
barang, pengemudi, pilot, masinis, dan sebagainya.
10.Perdagangan
Perdagangan dilakukan untuk menyalurkan dan memasarkan barang
jadi dari produsen pada konsumen. Perdagangan diperlukan karena adanya
perbedaan jumlah barang atau komoditi tertentu antara suatu kawasan dengan
kawasan lain. Berdasarkan besaran dan jenis barang, perdagangan dapat
dikelompokkan menjadi perdagangan kecil, perdagangan menengah, dan perdagangan
besar. Perdagangan kecil, kegiatannya berupa penyaluran barang langsung kepada
pembeli (eceran). Perdagangan menengah kegiatannya berupa penyaluran barang
dari pedagang besar pada pedagang kecil sehingga tidak melibatkan konsumen.
Perdagangan besar kegiatan melibatkan produsen barang atau pemilik barang dalam
jumlah besar dengan para pedagang menengah.
3. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia atau
biasa disingkat menjadi SDM potensi yang
terkandung dalam diri manusia untuk
mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang
mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam
menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan
berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti
sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Oleh karena
itu, dalam bidang kajian psikologi, para praktisi SDM harus mengambil
penjurusan industri dan organisasi.
Sebagai ilmu, SDM dipelajari dalam manajemen sumber daya manusia atau (MSDM). Dalam bidang ilmu ini, terjadi sintesa
antara ilmu manajemen dan psikologi. Mengingat struktur SDM dalam
industri-organisasi dipelajari oleh ilmu manajemen, sementara manusia-nya
sebagai subyek pelaku adalah bidang kajian ilmu psikologi.
Dewasa ini, perkembangan terbaru memandang SDM bukan
sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi
institusi atau organisasi. Karena itu kemudian muncullah istilah baru di luar
H.R. (Human Resources), yaitu H.C. atau Human Capital. Di sini SDM dilihat
bukan sekedar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat
dilipatgandakan, dikembangkan (bandingkan dengan portfolio investasi) dan juga
bukan sebaliknya sebagai liability (beban,cost). Di sini perspektif SDM sebagai
investasi bagi institusi atau organisasi lebih mengemuka.
v Laju Pertumbuhan Penduduk
Penduduk atau warga suatu negara atau
daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
§ Orang yang tinggal di daerah tersebut
§ Orang yang secara hukum berhak tinggal
di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk
tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan,
tetapi memilih tinggal di daerah lain.
Dalam sosiologi,
penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.
Masalah-masalah
kependudukan dipelajari dalam ilmu Demografi.
Berbagai aspek perilaku menusia dipelajari dalam sosiologi, ekonomi,
dan geografi.
Demografi banyak digunakan dalam pemasaran,
yang berhubungan erat dengan unit-unit ekonmi, seperti pengecer hingga
pelanggan potensial.
v
Penyebaran penduduk di
muka bumi
Penyebaran penduduk dapatlah diartikan pindahnya
penduduk dari satu tempat ke tempat lain oleh apapun sebabnya, yang akan
mengakibatkan terjadinya perubahan penduduk. Prosesnya dengan imigrasi atau
emigrasi dan transmigrasi.
Penyebaran penduduk juga tidak terlepas dari
konsep tentang kemajuan masyarakat atau kemajuan kebudayaan manusia yang dengan
lambat berkembang dari bentuk- bentuk bersahaja ke bentuk- bentuk yang
kompleks. Mulai dari tingkat masyarakat berburu atau tingkat liar (savage),
tingkat beternak atau tingkat barbar (barbarism), dan tingkat pertanian ketika
berkembang peradaban (civilization). Dengan perkembangan kebudayaan ini
otomatis akan terjadi penyebaran penduduk yang erat hubungannya dengan faktor
ekologis. Bilamana menemukan daerah subur, disitu peradaban akan berkembang dan
penduduk menetap. Contoh daerah Euphrat dan Tigris merupakan lembah yang pernah
dialami penduduk yang cukup padat.
Kalau dilihat secara umum,
terjadinya migrasi-migrasi itu ada yang lambat, otomatis, cepat dan mendadak.
Hal ini sejajar dengan perkembangan makhluk manusia yang selalu membanyak
jumlahnya dan menginginkan tempat-tempat yang baru di muka bumi.
Kalau melihat rekontruksi W. Howells Nampak
bahwa migrasi-migrasi besar penduduk dunia antara 80.000 sM sampai 1.000 sM
cenderung menyusuri pantai- pantai di setiap benua dan membuat garis spiral
dengan arah ke pedalaman.
Migrasi yang lambat terjadi
pada kelompok manusia yang pindah dari Benua Asia ke Benua Amerika pada akhir
zaman Glasial ke-4. Selama beribu- ribu tahun lamanya binatang maupun manusia
mulai pindah ke utara. Migrasi yang cepat dan mendadak diakibatkan oleh
bermacam sebab, misalnya karena bencana alam, wabah, perubahan mata
pencaharian, dan peperangan. Ada juga yang disebabkan oleh peristiwa khusus seperti
pelayaran bangsa cina di Asia Timur dan Asia Tenggara, pelayaran bangsa Arab,
dari Asia Barat ke Afrika Utara, pelayaran bangsa Eropa ke Benua Afrika, Asia,
dan Amerika.
Ada dua faktor yang mempengaruhi penyebaran
penduduk, yaitu faktor pendorong dan faktor penarik. Faktor pendorong dapat
disebabkan oleh alasan ekonomi, politis dan agama. Contohnya orang Vietnam yang
mengungsi, orang Yahudi yang kembali ke Cina setelah Perang Dunia II, orang
islam di India yang beremigrasi massal ke Pakistan. Faktor penarik sifatnya
umum, misal propaganda suatu Negara untuk menarik para imigran.
Selanjutnya, Petersen mengemukakan adanya
migrasi primitif, penyebaran yang tidak tentu seperti mencari makan
(food-gathering) dan berburu (barbar), berkelana (wandering) dan berkelompok
menjelajahi suatu wilayah (ranging). Semua migrasi ini disebabkan oleh dorongan
ekologis, sebagai hubungan antara alam dengan manusia. Pada zaman modern motif
migrasi adalah adanya revolusi industri, korban perang, atau membuka daerah
pertanian baru.
Menurut ahli demografi yang mengamati dinamika
penduduk Indonesia secara makro, penduduk Indonesia bersifat highly immobile,
tidak banyak berpindah-pindah untuk menetap di luar daerah kelahiran mereka
kalau tidak terpaksa atau dipaksa untuk pindah. Istilah berpindah ini disebut
migrasi, yaitu perpindahan ke luar dari batas daerah kebudayaan seseorang.
Pengertian ini lebih tepat untuk kondisi migrasi di Indonesia, yang pada
umumnya mobilitas penduduk Indonesia bersifat merantau dengan tujuan mencari
mata pencaharian yang lebih baik, bersifat sementara dan punya harapan kembali
ke kampung halaman. Migrasi yang tidak berdasarkan sikap serta harapan untuk
kembali ke kampung halaman asli, terjadi pada masyarakat batak toba akibat
terlalu padat penduduknya sekitar tahun 1930.
Migrasi juga terjadi karena
adanya usaha transmigrasi dan proses urbanisasi. Beberapa penyebab transmigrasi
yaitu, adanya bencana alam, daerahnya kritis, daerahnya terlalu padat, dan
adanya proyek pembangunan pemerintah. Urbanisasi disebabkan oleh beberapa hal,
yaitu alasan keamanan (adanya pemberontakan), mencari nafkah, ikatan keluarga
(pernikahan) dan bersekolah.
Dari hasil penelitian Koentjaraningrat, pada
penduduk desa sekitar Jakarta (1972) diperoleh kenyataan bahwa ada mobilitas
penduduk desa dengan pola perpindahan migran tetap dan migran tidak tetap. Pola
perpindahan migran tetap terdiri dari angkatan muda, yaitu laki-laki untuk
kerja dan wanita yang selain untuk kerja juga karena pernikahan. Pola
perpindahan migran tidak tetap, yaitu berkaitan dengan aktivitas dalam mencari
pekerjaan, misalnya buruh tani yang bekerja di desa lain pada tahap produksi
pertanian, tukang buah, buruh yang bekerja pada proyek pembangunan, yang
semuanya itu mempunyai lokasi yang cukup jauh. Keadaan demikian disebut
temporary non-seasional migrants atau migran sewaktu-waktu.
Demikian halnya di daerah pedesaan sekitar kota,
gerak sosial atau mobilitas penduduk tersebut menimbulkan masalah sosial yang
berkepanjangan, sebagai akibat adanya interaksi desa-kota dengan segala atribut
sosial, ekonomi, dan budaya kota yang menarik perhatian penduduk desa.
Masalah yang dirasakan akibat
mobilitas penduduk adalah terhambatnya laju proses pembangunan yang menyangkut
program kesejahteraan sosial seperti pendidikan, perumahan, kesehatan dan
lingkungan.
Untuk analisis fenomena penduduk, dapat
dianalisis secara makro dan mikro. Analisis tingkat makro adalah untuk
mengetahui volume dan arah- arah migrasi. Sedangkan analisis tingkat mikro dari
gerak penduduk berhubungan dengan motivasi dan proses pengambilan keputusan
(Mochtar Naim, 1973).
Hipotesis analisis tingkat mikro yang cukup penting tentang migrasi buruh dan pengangguran di negara berkembang menurut Koentjaraningrat (1982),yaitu keputusan untuk bermigrasi dari desa ke kota. Secara fungsional berhubungan dengan dua variabel pokok yaitu:
1. Perbedaan real pendapat antara desa dan kota
2. Peluang untuk memperoleh suatu pekerjaan di kota
Hipotesis analisis tingkat mikro yang cukup penting tentang migrasi buruh dan pengangguran di negara berkembang menurut Koentjaraningrat (1982),yaitu keputusan untuk bermigrasi dari desa ke kota. Secara fungsional berhubungan dengan dua variabel pokok yaitu:
1. Perbedaan real pendapat antara desa dan kota
2. Peluang untuk memperoleh suatu pekerjaan di kota
Indonesia khususnya Jakarta sedang mulai
industrialisasi, dalam status adanya difusi modernisasi. Volume gerak
penduduknya, ternyata desa yang luar (dekat dengan jalan raya) lebih jumlahnya,
bila dibandingkan dengan desa dalam atau jauh dari jalan raya. Mengenai arah
perpindahan dari kedua desa ini tidak hanya Jakarta sebagai arah perpindahan. Tetapi
mereka juga pergi ke desa lain dan kota lainnya. Orientasi mereka pergi ke kota
berkenaan dengan pekerjaan sebagai buruh dan pegawai.
Motivasi migrasi mereka adalah
untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Proses pengambilan keputusan tidak lain
karena adanya kerabat yang turut membantu penempatan kerja. Unsur kerabat ini,
merupakan peluang untuk memperoleh suatu pekerjaan di kota.
Para migran ini kebanyakan
berasal dari lapisan sosial menengah dalam masyarakat desa, yang memandang
kehidupan di desa menjadi lebih sulit dan di kota sebagai sumber kehidupan baru
yang penuh harapan. Banyak diantara mereka yang menikah pada usia muda sehingga
beratnya tanggung jawab mendorong mereka berubanisasi.
v
Angkaatan Kerja
Angkatan
kerja adalah penduduk usia
produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi
sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan. Angkatan
kerja dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu :
1. Mereka yang bekerja penuh adalah angkatan kerja yang
aktif menyumbangkan tenaganya dalam kegiatan produksi.
2. Pengangguran terbuka atau open unemployment adalah mereka yang sama sekali tidak
bekerja, tetapi sedang mencari pekerjaan (sewaktu-waktu siap bekerja)
3. Setengah menganggur atau under unemployment adalah mereka yang bekerja tidak
sesuai dengan pendidikan/keahliannya atau tidak menggunakan sepenuh tenaganya
karena kekurangan lapangan perkerjaan. Contoh : Seorang sarjana bekerja
tidak sesuai dengan pendidikannya.
4. Pengangguran tersembunyi/tersamar atau disebut disguise employment, artinya suatu
pekerjaan dikerjakan oleh pekerja yang berlebihan sehingga mereka tidak bekerja
maksimal.
Pelaksanaan pendidikan nasional
berlandaskan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
v
Sistem
Pendidikan
.:Jalur Pendidikan
Jalur pendidikan terdiri atas:
1. pendidikan formal,
2. nonformal, dan
3. informal.
Jalur pendidikan terdiri atas:
1. pendidikan formal,
2. nonformal, dan
3. informal.
a. Jalur Pendidikan Formal
Jenjang pendidikan formal terdiri atas:
1. pendidikan dasar,
2. pendidikan menengah,
3. dan pendidikan tinggi.
Jenjang pendidikan formal terdiri atas:
1. pendidikan dasar,
2. pendidikan menengah,
3. dan pendidikan tinggi.
b. Jenis pendidikan mencakup:
1. pendidikan umum,
2. kejuruan,
3. akademik,
4. profesi,
5. vokasi,
6. keagamaan, dan
7. khusus.
1. pendidikan umum,
2. kejuruan,
3. akademik,
4. profesi,
5. vokasi,
6. keagamaan, dan
7. khusus.
C. Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar bagi setiap warga negara yang berusia 6 (enam) tahun pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.
Pendidikan dasar berbentuk:
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar bagi setiap warga negara yang berusia 6 (enam) tahun pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.
Pendidikan dasar berbentuk:
1. Sekolah
Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang
sederajat; serta
2. Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang
sederajat.
d. Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
Pendidikan menengah terdiri atas:
1. pendidikan menengah umum, dan
2. pendidikan menengah kejuruan.
Pendidikan menengah berbentuk:
1. Sekolah Menengah Atas (SMA),
2. Madrasah Aliyah (MA),
3. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan
4. Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
Pendidikan menengah terdiri atas:
1. pendidikan menengah umum, dan
2. pendidikan menengah kejuruan.
Pendidikan menengah berbentuk:
1. Sekolah Menengah Atas (SMA),
2. Madrasah Aliyah (MA),
3. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan
4. Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
e. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Perguruan tinggi dapat berbentuk:
1. akademi,
2. politeknik,
3. sekolah tinggi,
4. institut, atau
5. universitas.
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Perguruan tinggi dapat berbentuk:
1. akademi,
2. politeknik,
3. sekolah tinggi,
4. institut, atau
5. universitas.
Perguruan tinggi berkewajiban
menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau vokasi.
Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau vokasi.
g. Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
Pendidikan nonformal meliputi:
1. pendidikan kecakapan hidup,
2. pendidikan anak usia dini,
3. pendidikan kepemudaan,
4. pendidikan pemberdayaan perempuan,
5. pendidikan keaksaraan,
6. pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,
7. pendidikan kesetaraan, serta
8. pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Satuan pendidikan nonformal terdiri atas:
1. lembaga kursus,
2. lembaga pelatihan,
3. kelompok belajar,
4. pusat kegiatan belajar masyarakat, dan
5. majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
Pendidikan nonformal meliputi:
1. pendidikan kecakapan hidup,
2. pendidikan anak usia dini,
3. pendidikan kepemudaan,
4. pendidikan pemberdayaan perempuan,
5. pendidikan keaksaraan,
6. pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,
7. pendidikan kesetaraan, serta
8. pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Satuan pendidikan nonformal terdiri atas:
1. lembaga kursus,
2. lembaga pelatihan,
3. kelompok belajar,
4. pusat kegiatan belajar masyarakat, dan
5. majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.
h. Pendidikan Informal
Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.
Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.
.: Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal.
Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal.
Pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal berbentuk:
1. Taman Kanak-kanak (TK),
2. Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
1. Taman Kanak-kanak (TK),
2. Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan nonformal berbentuk:
1. Kelompok Bermain (KB),
2. Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
1. Kelompok Bermain (KB),
2. Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang
diselenggarakan oleh lingkungan.
.: Pendidikan Kedinasan
Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen.
Pendidikan kedinasan berfungsi meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai dan calon pegawai negeri suatu departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen.
Pendidikan kedinasan diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal dan nonformal.
Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen.
Pendidikan kedinasan berfungsi meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai dan calon pegawai negeri suatu departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen.
Pendidikan kedinasan diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal dan nonformal.
.: Pendidikan Keagamaan
Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan keagamaan berbentuk:
1. pendidikan diniyah,
2. pesantren,
3. pasraman,
4. pabhaja samanera, dan bentuk lain yang sejenis.
Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan keagamaan berbentuk:
1. pendidikan diniyah,
2. pesantren,
3. pasraman,
4. pabhaja samanera, dan bentuk lain yang sejenis.
.: Pendidikan Jarak Jauh
Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler.
Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan.
Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler.
Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan.
.: Pendidikan Khusus dan Pendidikan
Layanan Khusus
Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi.
**Warga negara asing dapat menjadi peserta didik pada satuan pendidikan yang diselenggarakan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi.
**Warga negara asing dapat menjadi peserta didik pada satuan pendidikan yang diselenggarakan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Investasi
Pengertian Investasi
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang
berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal.
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak
dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi adalah
suatu komponen dari PDB dengan rumus
PDB = C + I + G + (X-M)
. Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi
non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan investasi residential (rumah
baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat
dengan kaitannya I= (Y,i)
. Suatu pertambahan
pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga
yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal
tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika
suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk
investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatandari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk
mendapatkan bunga.
Bentuk – bentuk Investasi
§
Investasi tanah -
diharapkan dengan bertambahnya populasi dan penggunaan tanah; harga tanah akan
meningkat di masa depan.
§
Investasi pendidikan -
dengan bertambahnya pengetahuan dan keahlian, diharapkan pencarian kerja dan
pendapatan lebih besar.
§
Investasi saham -
diharapkan perusahaan mendapatkan keuntungan dari hasil kerja atau penelitian.
Selain dapat
menambah penghasilan seseorang, investasi juga membawa risiko keuangan jika
investasi tersebut gagal. Kegagalan investasi disebabkan oleh banyak hal,
diantaranya adalah faktor keamanan (baik dari bencana alam atau diakibatkan faktor
manusia), atau ketertiban hukum.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar